Pokok Ekonomi Menurut Aliran Klasik Dan Modern

Friday, 3 October 2014 | comments

Pokok Ekonomi Menurut Aliran Klasik Dan Modern

1. Masalah Pokok Ekonomi  Menurut Aliran Klasik


Dari keterbatasan sumber daya dan keinginan yang tidak terbatas munculah masalah pokok ekonomi.
Masalah pokok ekonomi telah ada sejak dulu dan tetap ada hingga sekarang.  Berikut ini kita akan membahas masalah pokok ekonomi yang telah muncul sejak manusia hidup berkelompok atau bermasyarakat berdasarkan tinjauan ekonomi klasik dan ekonomi moderen.
Ekonomi klasik diwakili oleh Adam Smith kemakmuran tidak terletak pada emas, melainkan pada barang-barang.  Kemakmuran menunjukkan suatu keadaan yang seimbang antara kebutuhan dengan benda pemuas kebutuhan.  Proses untuk mencapai kemakmuran suatu masyarakat adalah tidak mudah.  Hal inilah yang menjadi masalah pokok ekonomi di masyarakat.
Menurut teori ilmu ekonomi klasik, masalah pokok ekonomi masyarakat dapat digolongkan  kepada tiga permasalahan penting, yaitu masalah produksi, masalah distribusi, dan masalah konsumsi.

a. Masalah produksi

Untuk mencapai kemakmuran, barang-barang kebutuhan harus tersedia ditengah masyarakat.  Karena masyarakat sangat heterogen, maka barang-barang yang tersediapun beragam jenisnya sehingga muncul permasalahan bagi produsen, yaitu barang apa saja yang harus diproduksi.  Munculnya pertanyaan di atas tersebut tidak lain karena heterogennya masyarakat.  Dengan demikian, kekhawatiran apabila memproduksi barang tertentu, tetapi tidak dikonsumsi masyarakat.

b. Masalah Distribusi

Agar barang/jasa yang telah dihasilkan dapat sampai kepada orang yang tepat, dibutuhkan saran dan prasarana disribusi yang baik.  Contoh, dari kebun hasil panen perlu alat angkut yang ditunjang prasarana jalan yang baik agar hasil panen cepat sampai ketangan konsumen dan tidak tertimbun di produsen.

c. Masalah Konsumsi

Hasil produksi yang telah didistribusikan pada masyarakat idealnya dapat dipakai atau dikonsumsi oleh masyarakat yang tepat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang tepat pula.  Persoalan yang muncul apakah barang tersebut akan dikonsumsi dengan tepat oleh masyarakt yang benar-benar membutuhkannya atau menjadi sia-sia karena tidak terjangkau oleh masyarakat sehingga proses konsumsi tidak berjalan sebagaimana mestinya ?

2. Masalah Pokok Ekonomi Menurut Aliran Modern

Para ahli ekonomi moderen sepakat bahwa dengan sumber daya yang tersedia, paling sedikit ada tiga masalah pokok yang dihadapi setiap perekonomian yang harus dipecahkan oleh masyarakat sebagai subjek ekonomi.

a. Barang dan Jasa apa yang akan diproduksi dan berapa banyak ? (What and How Much ?)

Mengingat bahwa sumber produksi yang tersedia terbatas dan penggunaannya bersifat alternatif, maka masyarakat harus menentukan jenis dan jumlah barang dan jasa yang akan diproduksi.  Masyarakat dapat memilih satu atau beberapa jenis barang dan jasa yang akan diproduksi dengan perbandingan tertentunya yang dipandang paling menguntungkan dan memberikan manfaat yang paling besar bagi masyarakat guna memenuhi kebutuhan.
Bila saja suatu negara tertentu memproduksi senjata, peluru nuklir atau bahkan komputer.  Di sisi lain banyak memproduksi bahan pangan seperti beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan.  Lalu dari mana senjata untuk angkatan perang ? dengan adanya kegiatan perdagangan internasional kebutuhan senjata dapat dipenuhi dengan cara membeli dari negara yang memproduksi senjata tersebut.

b. Bagaimana cara memproduksi ? (How ?)

Pertanyaan ini menyangkut teknik produksi yang diterapkan dan kemampuan yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi atau sumber daya yang ada di dalam proses produksi.  Dengan keterbatasan sumber daya ekonomi yang tersedia para produsen harus mampu menciptakan teknik produksi yang efisien.  Untuk itu kemajuan dalam bidang ilmu dan dan teknologi produksi perlu ditingkatkan.

c. Untuk siapa barang dan jasa dihasikan (for Whom ?)

Pertanyaan ini menyangkut masalah untuk siapa atau lapisan masyarakat mana yang menikmati barang jasa yang diproduksi.  Apakah setiap warga mendapat bagian yang sama atau berbeda ?
Apakah barang / jasa hanya untuk orang kaya saja? Apakah pendapatan nasional telah didistribusikan secara adil? Haruskah gajih para manajer sepuluh kali lipat dari buruh? Apakah proyek mobil murah perlu dilaksanakan agar penduduk berpendapatan rendah dapat mengonsumsinya? Semua pertanyaan tersebut menyangkut untuk siapa barang ? jasa diproduksi.
Ketiga masalah di atas yaitu what, how dan for whom bersifat fundamental dan bersifat kait-mengait satu dengan yang lainnya serta selalu dihadapi oleh setiap negara, baik negara sedang berkembang maupan negara yang sudah maju.  Namun, tidak semua perekonomian dapat memecahkan ketiga masalah tersebut dengan cara yang sama.


1.4. IDENTIFIKASI HILANGNYA KESEMPATAN PADA TENAGA KERJA BILA MELAKUKAN PRODUKSI DI BIDANG LAIN

Pada bagian sebelumnya telah diterangkan tentang pemilihan barang atau jasa yang akan diproduksi dengan menggunakan kurva kemungkinan produksi.  Dalam menjelaskan penggunaan tenaga kerja dan biaya kesempatan yang ditimbulkan dengan pemilihan suatu pekerjaan, kita juga bisa menerapkan hal yang sama.  Pada dasarnya jika seorang tenaga kerja telah bekerja atau memilih suatu pekerjaan tertentu, ia tidak bisa lagi untuk bekerja dengan profesi lain.  Misalnya, jika ia menjadi pilot, berarti kesempatan untuk berproduksi sebagai pemain bola hilang.

1.5. Sistem ekonomi

Permasalahan masyarakat yang telah disebutkan sebelumnya diusahakan pemecahannya.  Usaha tersebut diwujudkan melalui sistem ekonomi yang dipilih suatu negara.  System ekonomi adalah perangkat atau alat yang digunakan untuk menjawab secara tuntas masalah apa, bagaimana, dan untuk siapa barang diproduksi.  Efektif atau tidaknya jawaban-jawaban yang diberikan sangat tergantung kepada system ekonomi yang dipilih.  Secara umum, terdapat empat system ekonomi.
  1. 1. Sistem Ekonomi Tradisional
Dalam system ekonomi trdisional, masalah apa, bagaimana, dan untuk siapa, dijawab dengan adanya adat atau tradisi turun-temurun.  Adat ini diwariskan secara konsisten kepada generasi-generasi berikutnya.  Kita bisa melihat bagaimana suatu suku tradisional di Lembah baliem, Irian Jaya dalam menjawab masalah-masalah ekonomi mereka.  Semanya telah diatur dengan rapi, yaitu dengan adat.  Adat sangat menentukan kapan masa berperang, kapan mengadakan panen, system pertanian yang dipakai, dan lain-lain.  Bagi kita yang berada di luar , mungkin hal tersebut terasa ganjil dan tak masuk akal.  Namun, bagi mereka itulah solusi yang paling baik dan mampu memberikan jawaban bagi permasalahan yang mereka hadapi.
System ekonomi tradisional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
  1. Tidak adanya pemisah yang tegas antara rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi sehingga dianggap masih dalam satu kesatuan.
  2. Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana.
  3. Tidak terdapat pembagian kerja, jikapun ada masih sangat sederhana.
  4. Tidak ada hubungan dengan dunia luar sehingga masyarakatnya sangat statis.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa system ekonomi tradisional mempunyai kebaikan, yaitu terjadinya persaingan yang sehat serta tidak menimbulkan tekanan jiwa dalam masyarakat karena anggota masyarakat tidak dibebani oleh target-target tertentu yang harus dicapai, namun demikian, sistem ekonomi tradisional ini juga mempunyai kelemahan, yaitu masyarakatnya sulit berkembang.

  1. 2. Sistem Ekonomi Komando

Sisi ekstrim system ekonomi lainnya adalah system ekonomi komando atau perencanan terpusat.  Dalam system ekonomi ini, pemerintah sangat dominan.  Peran ini diwujudkan dalam satu komando, baik produksi maupun konsumsi.  Pemerintah akan menentukan apa, bagaimana dan untuk siapa barang yang diproduksi.  Pemerintah juga menentukan siapa saja yang kaya dan siapa saja yang miskin.
System ekonomi terpusat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
  1. Kegiatan ekonomi (produksi, konsumsi, dan distribusi) diatur oeh pemerintah
  2. Kebebsan individu dalam berusaha tidak ada.
  3. Kebebasan individu dalam memiliki kekayaan pribadi tidak ada.
  4. Kepemilikan alat produksi sepenuhnya pada pemerintah.
  5. Kegiatan ekonomi tidak melibatkan masyarakat atau swasta.

 3. Sistem Ekonomi Pasar

Jika system ekonomi komando dikendalikan oleh pemerintah, maka lain dengan system ekonomi pasar (sistem ekonomi liberal) yang menyerahkan jawaban permasalahan ekonomi seluruhnya kepada pasar.
Dalam system ekonomi pasar, system harga, pasar dan laba sangat menentukan jawaban terhadap pertanyaan apa, bagaimanan dan untuk siapa.  Orang yang ingin mendapatkan laba haruslah menguasai pasar (jika bisa 100%) dengan mengandalkan teknologi yang maju dan harga yang tinggi.
System ini cenderung membuat suatu monopoli dan persaingan tidak sehat.  Asalkan untuk mendapatkan keuntungan segala cara dilakukan.  Perusahaan-perusahaan bersaing sangat bebas karena peranan pemerintah sama sekali tidak ada.
Sistem ekonomi liberal memiliki beberapa ciri utama sebagai berikut.
  1. Kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan dan diaksanakan oleh swasta/masyarakat.
  2. Kebebasan masyarakat untuk memiliki alat-alat produksi dan berusaha diakui.
  3. Hak milik perorangan diakui
  4. Keikutsertaan pemerintah dalam bidang ekonomi dilakukan tidak secara langsung dan hanya terbatas pada pembuatan peraturan dan kebijakan ekonomi.
  5. Kebebasan masyarakat untuk berinovasi dan berimprovisasi diakui dan dihormati.
  6. Kegiatan ynag dilasanakan bersifat profit oriented.

  1. 4. Sistem Ekonomi Campuran

Haruslah kita sadari bahwa pada saat ini tidak ada satu pun negara yang secara tegas menganut satu diantara tiga system ekonomi tersebut.  Baik China yang berfaham komunis dan sangat besar kemungkinannya menerapkan system ekonomi komando, maupun Amerika Serikat yang menjadi kiblat dari ekonomi pasar, tidak secara tegas menyatakan bahwa system ekonomi yang mereka pakai adalah system ekonomi komando atau system ekonomi pasar.
Kecenderungan saat ini adalah adanya sistem ekonomi campuran (mixed economy), yaitu mengambil sebagian unsur-unsur pasar, tradisional, dan komando.  Hal ini didasari kesadaran saling ketergantungan antar negara dan adanya pengaruh ekonomi global.
Dalam system ekonomi campuran, mekanisme harga dan pasar bebas yang dianut oleh sisyten ekonomi pasar bebas dapat berdampingan dengan adanya perencanaan dari pusat seperti yang dianut oleh sisem ekonomi campuran terdapat peranan pemerintah untuk mengendalikan pasaran yang bertujuan agar ekonomi tak lepas sama sekali dan menguntungkan pasar pemiik modal yang besar sehingga membentuk monopoli.



Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Gudang Ilmu - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template | More Trick | IVY Themes
Proudly powered by Blogger