Contoh Makalah Sosiologi Terbaru

Friday 29 June 2012 | comments



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakekatnya manusia yang hidup didunia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak akan selamanya berjalan mulus atau berhasil sampai ketujuan. Selagi manusia itu hidup dan bergaul dengan manusia lainnya tidak akan lepas dari masalah, baik masalah pribadi, sosial dan belajar. Disekolah masalah belajar merupakan masalah yang paling banyak dihadapi oleh siswa.
Hadirnya masalah pada seseorang ditentukan oleh berbagai faktor  baik berasal dari luar maupun dari dalam diri.Yang jeles setiap individu tidak akan terlepas dari masalahnya seperti yang diungkapkan oleh W.S Wingkel (1978: 45) yaitu: “ Bila kesulitan tertentu berlangsung terus, tidak mendapat penyelesaiannya terancamlah kebahagiaan hidupnya”.
Untuk mengatasi masalah tersebut pihak sekolah terutama konselor hendaknya berperan penting dalam membantu para siswa agar mereka bisa keluar dari kesulitan belajar dan terlepas dari permasalahannya, serta dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya semaksimal mungkin dan mendapat kebahagiaan hidup .
Sedangkan untuk mengantisipasi masalah “agar siswa mampu mengatasi masalahnya  dia mengenal, menyadari dan memahami potensi dan kelemahan, kemudian mengarahkan potensinya untuk mengatasi masalah dan kelemahannya “ (Asmar,2000: 40).

Siswa yang mempunyai masalah disekolah kurang mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana dia berada, dapat dilihat tingkah lakunya tidak sesuai dengan peraturan sekolah, umpamanya sering cabut, sering absen, melawan kepada guru, selalu mengganggu teman, hal seperti inilah yang mengakibatkan prestasi belajarnya menurun atau rendah.
Dari sekian banyak siswa yang bermasalah disekolah tempat penulis bertugas, ada seorang siswa yang mengalami masalah yang berkaitan dengan prestasi belajar dan ke- disiplinan.Untuk membantu siswa tersebut penulis mencoba mengangkat permasalahannya dalam Studi Kasus.
Siswa tersebut adalah “ MI “ kelas VIII SMP Negeri 1 Hulu Kuantan tahun pelajaran 2007/2008, dengan harapan “ MI ” dapat terbantu dan berhasil memperoleh nilai yang baik dan dapat meningkat kan rengkingnya disemester genap nanti pada akhir tahun pelajaran sesuai dengan potensi yang dimilikinya .

1.2  Identifikasi Masalah
Seperti yang telah diuraikan diatas ditemui beberapa masalah yang nampak pada “ MI “ antara lain :

a.  Melawan kepada guru
b.  Sering mengganggu teman
c   Sering melanggar peraturan sekolah

d.      Sering mengantuk waktu belajar
e.       Sering berkelahi di sekolsah dan diluar sekolah
f.       Poin pelanggaran sudah 150 dan hampir dikeluarkan dari sekolah

1.3 Alasan Pemilihan Kasus

1.3.1        Laporan dari wali kelas poin pelanggaran  “ MI “ sudah mencapai 150 dan sudah membuat surat perjanjian dengan pihak sekolah, kalau melanggar peraturan yang berakibat patal akan dikeluarkan dari sekolah
1.3.2        Laporan dari guru bidang studi sering meribut waktu belajar dan melawan kepada guru.

1.4  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini sebagai berikut :
1.4.1        Untuk mengetahui dan  mencari  faktor  penyebab  dari masalah yang dihadapi “ MI “
1.4.2        Untuk  memahami  dan  menganalisa  permasalahan “ MI “guna  memberikan bantuan memecahkan masalah yang dihadapinya.

1.5  Tehknik Pengumpulan data
Untuk dapat memahami dan menganalisa masalah yang dihadapi klien dan untuk mencari jalan pemecahannya , maka dalam mengumpulkan data penulis menggunakan tehknik sebagai berikut :

1.5.1        Dokumen
Tehknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang siswa    berdasarkan hasil belajar siswa seperti : Nilai Rapr, Absensi, Buku  Kasus, atau catatan wali kelas.

1.5.2        Observasi
Obsevasi digunakan untuk mengamati secara lansung tentang tingkah laku sosial“MI“

1.5.3        Sosiometri
Sosiometri adalah suatu tehknik pengumpulan data yang secara khusus berkaitan dengan hubungan sosial siswa disekolah. Melalui sosiometri akan diketahui sejauh mana tingkat hubungan “ MI “ dengan teman temannya

1.5.4        Wawancara
Mngadakan wawancara dengan sumber data seperti wali kelas, guru mata pelajaran dan orang tua “ MI “

1.5.5        Home visit
Dilaksanakan untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai keadaan “ MI “ di rumah dan keadaan tempat tinggal “ MI “


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Teori Psikologi yang digunakan
         Setiap individu pada dasarnya berharap agar semua kebutuhan dapat terpenuhi,sebagaimana yang dikatakan oleh Prayitno dalam Erman Amti dan Marjohan bahwa : “Setiap individu amat mendambakan cinta dan kasih sayang dari orang lain terutama dari orang –orang terdekat, seperti orang tua, guru, dan anggota keluarga yang lain dan sebagainya.” (Erman Amti dan Marjohan. 1991: 24)
Merujuk pada pendapat diatas bahwa kasih sayang serta dambaan cinta dari seseorang terdekat dengan MI merupakan bentuk interaksi yang sangat diharapkan terutama dari kedua orang tuanya agar kepribadiannya berkembang positif.
Menurut Abu Ahmadi Widodo Supriyono (1980: 20) dalam modelling seorang yang belajar mengikuti orang lain sebagai model. Melalui metode shaping dan modelling pola tingkah laku baru dapat dikembangkan. Dengan demikian kesulitan belajar yang diharapkan siswa secara bertahap dapat dituntaskan.

2.2  Pendekatan Konselig yang digunakan
Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh MI, maka penulis menggunakan pendekatan Direktif Konseling yang dipelopori oleh EG.Williamson, dengan alasan:

a.       MI nampaknya kurang bisa menerima keadaan dirinya, dan selama diwawancarai konseling MI lebih banyak diam, dan penulis lebih banyak berbicara
b.      MI nampaknya tidak bisa mencari jalan keluar dari pemecahan masalahnya sendiri dengan demikian konselor merasa berkewajiban untuk membantu mencari alternatif pemecahan masalah tersebut. Disamping teknik konseling ini lebih menekankan pada keadaan masa depan serta konselor harus dapat menempatkan diri didalam diri klien secara psikologis dengan hubungan yang bersipfat kemanusiaan sehingga dambaan cinta dan kasih sayang dari orang-orang terdekat dengan klien (MI) dapat teratasi, melamun, acuh tak acuh dalam belajar,sering mengganggu orang lain, sikap inilah yang harus dirubah oleh MI agar berhasil dan memperoleh kebahagiaan.
                        Proses konseling pada dasarnya dipandang suatu proses belajar (WS Winkle, 1991 : 352) dengan demikian pendekatan konseling Behavioristik dipandang sebagai pendekatan yang cocok untuk memberikan perlakuan pada siswa. Menurut WS Winkle (1991 : 352 ) pendekatan Behavioristik pada dasarnya berpegang pada keyakinan bahwa banyak perilaku manusia merupakan hasil suatu proses belajar dan karena itu dapat diubah dengan belajar baru.
Dengan belajar baru atau belajar kembali (rekarning ) diharapkan permasalahan yang berkenan dengan kesulitan belajar dihadapi siswa dapat ditekan seminimal mungkin. Pendekatan  konseling  yang  menekan
kepada belajar kembali ini akan dikembangkan secara optimal. Sehingga dengan demikian akan memberi kontribusi dalam meminimalkan kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
Bila diasumsikan dalam studi kasus ini mengalami tingkah laku yang salah, maka menurut WS Winkle (1991: 358 ) tingkah laku yang salah sama- sama hasil belajar, tingkah laku yang salah itu juga dapat dihapuskan dan diganti dengan tingkah laku yang tepat melalui proses belajar.
Sesuai dengan masalah yang dihadapi “MI”, maka teknik pendekatan Konseling Direktif yang dipelopori oleh Edmund Greetifh Williamson atau disebut juga Konseling Klinikal. Pendekatan ini beroriantasi kepada personalisme yang mana hubungan antar konselor dengan klien harus bersifat kemanusiaan. Didalam penyelesaian kasus ini dipakai konseling direktif adalah karena “MI”, harus disadarkan dalam proses konseling dan mempengaruhi jalan pikirannya serta arah perkembangan “MI” sendiri. Masalah yang dihadapi “MI” adalah suatu tekanan dengan lingkungan dan sifatnya berkembang terutama karena keluarganya tidak utuh lagi. Maka dari itu “MI”, harus belajar mempergunakan penyelesaian masalah yang beroriantasi pada kenyataan yang objektif. Sebagaimana  yang  dikatakan  oleh ( Williamson, 1991:349 ), “  Klien pada umumnya bersifat rasional harus bisa membuat keputusan untuk dapat menyesuaikan diri dengan masalah yang punya pengaruh kuat terhadap pembentukan kepribadiannya”. Dalam aliran konseling ini dikatakan juga bahwa:

1.      Setiap individu mempunyai sejumlah kemampuan dan potensi seperti taraf intelegensi, bakat khusus, taraf kreatifitas dan keterampilan yang semuanya membentuk pola yang khas bagi individu itu sendiri.
2.      Setiap individu mampu, ingin cenderung untuk mengenal diri sendiri serta memamfaatkan pemahaman diri itu dengan berpikir yang baik (Williamson, 1991 : 350 )
Sebagai seorang konselor harus bisa membantu klien menjadi manusia yang dalam menghindari diri dari sifat individu yang muncul dalam bentuk merusak.
Dari keterangan diatas jelaslah bahwa aliran direktif menghendaki adanya kreatifitas yang sungguh-sungguh dari seorang konselor sesuai dengan apa yang dikatakan Drs. Rahman Natawijaya sebagai berikut :
a.       Banyak klien yang cukup matang untuk menentukan keputusan-keputusan sendiri tanpa ada bantuan dari orang lain
b.      Meskipun sudah diberi petunjuk mengenai yang harus dilakukan dalam menjalankan kehidupan, kadang-kadang mereka tidak mau menerima tanggung jawab untuk membuat keputusan sendiri.
c.        Adanya beberapa masalah yang terlalu berat dimana masalah tersebut teramat berat dirasakannya ( 1987 : 6 ) Sehingga mereka tidak sanggup menyelesaikan tanpa dibantu orang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan dan pedekatan Direktif ini merupakan pengembangan diri individu secara optimal dalam kemampuannya, sesuai dengan aliran Direktif, maka penulis berusaha menerapkannya dalam membantu “MI” untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, klien masih dalam kebingungan dan selalu tertutup dan belum tahu bagaimana jalan keluarnya dari masalah yang dihadapinya. Untuk itu perlu adanya pengarahan yang lebih banyak dari konselor.
 


















BAB III
PROSES BANTUAN
3.1  Analisa
Dalam langkah ini konslor berusaha mengumpulkan data tentang klien dari berbagai sumber seperti yang telah dimuat dalam pengumpulan data, data tersebut meliputi :

3.1.1    Identitas siswa
Nama                           : M I
Tempat/Tgl.lahir          : Lubuk Ambacang, 20 Juni 1993
Jenis kelamin               : Laki-laki
Alamat                                    : Lubuk Ambacang  Kecamatan Hulu Kuantan
3.1.2    Identitas orang tua
            Nama ayah                  : D W
      Pekerjaan                     : Tani
A l a m a t                   : Sungai Alah Kecamatan Hulu Kuantan
Nama ibu                     :  A S
Pekerjaan                     :  Tani
A l a m a t                   :  Lubuk Ambacang Kecamatan Hulu Kuantan

3.1.3  Latar Belakang Keluarga
Dari data yang telah dihimpun ternyata “ MI ” adalah anak laki-  laki  satu-satunya dari tiga bersaudara.  ” MI ” adalah pasangan ‘’DW” dan “AS” yang memiliki latar belakang pendidikan keduanya tamat  Sekolah  Dasar  dan   kawin  dalam  usia  yang   terlalu   muda.
Ayah dan ibunya sudah bercerai dua tahun yang lalu.’’ MI ’’ terlahir dari keluarga yang kurang mampu, ’’ MI ’’tidak mempunyai rumah yang layak huni,  jangankan ruang belajar yang tersedia kamar untuk tidurpun tidak punya. Karena orang tuanya berpisah terpaksa ibunya banting tulang untuk mencari nafkah demi terpenuhi kebutuhan keluarganya, kegiatan MI pulang sekolah dan hari libur pergi kekebun orang lain mengambil upah, guna untuk keperluan biaya sekolahnya.
Dan oleh sebab itu “ MI “ kurang perhatian dan motifasi dari orang tuanya, sehingga “ MI “ berkembang tidak seperti siswa lainnya. MI selalu membuat masalah disekolah

3.1.4        Hubungan Sosial
Berdasarkan keterangan dari orang tuanya MI berteman dengan orang yang tidak bersekolah dan jarang tidur dirumah
Disekolah “MI” hanya berteman dengan SI kemana mana selalu berdua, teman perempuannya banyak yang kurang menyenangi karena ia sering mengganggu teman-temannya. Berdasarkan laporan dari guru mata pelajaran dan pengamatan lansung dari penulis, juga dari buku absensi, MI sering bolos belajar, tidak pernah membuat PR, sering melawan kepada guru.

3.1.5        Keadaan fisik dan kesehatan
Informasi dari siswa itu sendiri MI sering sakit kepala dan selalu mengantuk pada waktu jam pelajaran




3.1.6        Psikologi/Kepribadian
MI termasuk anak yang periang, tidak pemalu, bandel dan suka menganggu teman-temannya

3.2  Sintesa
Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas tentang MI, maka dapat dirangkum data sebagai berikut :

3.2.1        MI  tinggal  bersama  ibunya, ayahnya  tidak  peduli  lagi  dengan   MI
karena sudah berpisah
3.2.2        Pada kegiatan proses  belajar  mengajar MI  hanya mendapat kesulitan
pada bidang bahasa Inggris dan matematika, selainnya nilainya cukup bagus
3.2.3        Dilihat dari dimana MI banyak sekali yang tidak kundusip antara lain
a.       Sarana dan prasarana tidak memadai dirumah
b.      Perhatian orang tua terhadap pendidikan dan kesehatan MI kurang
c.       Kebutuhan ekonomi sangat tidak mendukung
d.      Lingkungan kurang mendukung terhadap pendidikan
3.2.4    Disekolah MI selalu mengganggu teman dan sering melanggar peraturan sekolah




3.3  Diagnosis
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan masalah yang dihadapi “ MI “ adalah :
a.       Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua
b.      Tidak memiliki motivasi dan semangat dalam belajar baik disekolah maupun dirumah
c.       Akibat kekurangan diatas MI  sering melanggar peraturan sekolah

3.4  Prognosa
Pada langkah ini penulis mencari alternatif bantuan yang akan diberikan kepada “ MI “, pihak-pihak yang di ikut sertakan dalam membantu mengatasi masalah yang dihadapinya adalah :
a.       Guru Pembimbing
a.       Mengadakan  konseling Individu agar MI selalu mematuhi peraturan Sekolah
b.      Menanamkan rasa percaya diri terhadap dirinya, dan mampu menerima tantangan tentang keadaan orang tuanya yang kurang perhatian terhadap pendidikannya
c.       Memberikan bimbingan tentang penyesuaian diri dengan teman-temannya
b.      Wali kelas dan guru bidang studi
-          Membentuk kelompok belajar
-          Memberikan perhatian khusus


c.       Orang tua
Melalui home visit menyarankan kepada orang tua “ MI “ agar tetap lebih memperhatikan dan selalu memberikan motivasi sehingga akan membantunya agar berpikiran rasional untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik
3.5  Treatmen
Langkah pemberian terapi yang penulis gunakan dalam memecahkan masalah yang dihadapi MI adalah sesuai dengan tehknik konsling yang penulis gunakan, yaitu konsling keluarga. Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan sebagai berikut :

3.5.1 Melalui konseling individual 
Melalui konseling individual, penulis mengajak MI untuk mengarahkannya sesuai dengan tujuan konseling yaitu:
a.       Memahami diri ( Self undertanding)
b.      Menerima diri ( Self acceptence )
c.       Mengarahkan dirinya ( Self directing )
d.                          Merealisasikan dirinya ( Self  Realdization )
Seperti :

1.  Memberikan  bimbingan kepada MI agar meninggalkan kebiasaan
      buruknya selama ini yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah
             2.  Memberikan motivasi belajar kepada  MI  agar mendapatkan  nilai
                  rapor yang lebih bagus

3.5.2 Bimbingan Sosial
Bimbingan sosial yaitu bantuan yang diberikan kepada Klien mengenai hubungan Sosial misalnya :
a.       Memberikan bimbingan kepada klien dalam bergaul menyesuaikan diri dengan teman sebaya baik disekolah maupun diluar sekolah supaya kesulitan yang dihadapinya terbantu oleh temannya
b.      Membantu MI menghilangkan prasanggka buruk terhadap teman sekelasnya
c.       Membantu MI agar mendapatkan tata cara hidup yang baik dalam kehidupan masa yang akan datang
d.      Membantu MI agar menjadi kelompok sosial yang dapat dijadikan wadah dalam memecahkan masalah yang dialaminya.

3.5.3 Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar yaitu pemberian bantuan kepada klien tentang kesulitan-kesulitan dan cara belajar yang baik misalnya :
a.       Menjelaskan cara-cara belajar yang baik
b.      Menjelaskan cara mengatur waktu belajar
c.       Menyusun jadwal belajar dirumah
d.      Membantu MI menjadi angggota kelompok belajar
e.       Menjelaskan cara-cara bermain dengan teman sebaya diluar sekolah



3.6  Evaluasi dan follow up
3.6.1   Evaluasi
Evaluasi menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2002 : 221 ) adalah  untuk mengetahui apakah treatmen ( tearpi ) yang telah diberikan berhasil dengan baik. Artinya apakah ada kemajuan yang dialami oleh “MI“ dan dapat dibantu keluar dari lingkaran masalahnya, atau gagal sama sekali. Evaluasi dapat ditempuh dengan langkah-langkah berikut :

a.      Evaluasi proses
1.      Laporan studi kasus yang penulis lakukan telah sesuai dengan langkah dan petunjuk dalam penulisan studi kasus
2.      Guru mata pelajaran sudah memberikan perhatian khusus dan memasukan MI dalam kelompok belajar
3.      MI sudah memahami siapa dirinya dan sudah mematuhi peraturan sekolah
4.      Melalui home visit orang tua (Ibu) sudah mempedulikan MI
b.      Evaluasi Terhadap Hasil Kegiatan
1.      MI sudah mengikuti pelajaran dengan baik
2.      Tidak pernah absen atau bolos pada waktu jam pelajaran
3.      Buku mata pelajaran sudah mulai dilengkapi
4.      MI sudah memahami dirinya
5.      Guru mata pelajaran sudah memberikan perhatian khusus
6.      MI sudah mematuhi peraturan disekolah

3.6.2   Follaw Up
Dari rangkaian semua data yang diperoleh maka masalah yang dihadapi MI adalah “Kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua“  dan masalah ini dalam batas kewewenangan konslor, untuk itu diharapkan kerja sama yang baik dengan pihak-pihak yang dilibatkan dalam membantu MI demi kelancaran menyelesaikan masalah yang dihadapinya. MI sudah bisa memahami diri, dan tidak lagi mengganggu teman dalam belajar, dan MI  selalu dalam pengamatan konselor agar perobahan prilaku tetap terjaga dengan baik, kepada pihak sekolah dan keluarga konslor menyarankan agar bisa memahami keadaan MI yang sebenarnya, demi keberhasilan pendidikan MI untuk masa yang akan datang











KATA PENGANTAR
            Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan lahir dan bathin kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan studi kasus  ini. Adapun judulnya adalah :
“ KURANGNYA PERHTIAN DAN KASIH SAYANG
   ORANG TUA( MI )
            Penulisan Studi kasus ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih Strata Satu (S1) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
            Tak lupa pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih atas segala bimbingan dan perhatian yang telah bapak dan ibu dosen pembimbing berikan, ucapan terima kasih teristimewa kepada:
1.      Bapak Drs. Isjoni. M,Si  selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
2.      Bapak Drs. Wan Syafi,i. M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
3.      Bapak Drs. Sardi Yusuf selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
4.      Bapak Drs. R. Arlizon M.Pd selaku ketua Program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
5.      Bapak Drs. Abu Azhari selaku Sekretaris Progam Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
6.      Drs. Sardi Yusuf selaku Pembimbing 1 yang telah bersedia dengan ikhlas meluangkan wakti, Tenaga dan pikiriannya, untuk mengarahkan dan membimbing dalam penyusunan studi kasus ini.
7.      Bapak dan Ibu Dosen Fakukltas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, khususnya pada Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling
8.      Seluruh rekan Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah banyak membantu dalam mewujudkan studi kasus ini
9.      Bapak Syamsuwir, S.Pd selaku kepala SMP Negeri 1 Hulu Kuantan, beserta mejlis guru yang telah bersedia membantu kelancaran proses penyelesaian studi kasus ini
10.  Suami yang tercinta dan ananda yang selalu setia memberikan motivasi
11.  Ibunda yang tersayang dan saudara-saudara yang telah memberikan spirit demi kelancaran pembuatan studi kasus ini
12.  Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya tanpa terkecuali
Penulis menyadari bahwa studi kasus ini masih banyak terdapat kekurangan, maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun yang berguna untuk kesempurnaan penulisan studi kasus ini. Semoga studi kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca semuanya, atas saran dan kritikannya penulis ucapkan terima kasih. Akhirnya kepada Allah jualah kita serahkan segala urusan dan berserah diri Amiiiiin.
                                                                        Pekanbaru,   Juni  2008
                                                                        Penulis,

                                                                        ASMAR MURNI



DAFTAR PUSTAKA

Dewa Ketut Sukardi ( 1984 ) Pengantar Teori Konseling, Ghalia Indonesia, Depasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( 1995) Buku I Seri Pemandu  Pelaksanaan
            Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta Depdikbud. RI
Corey, G. 1998 Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. PT. Persero. Bandung
Wisastro, K.P.Dan Suparto, A. H.1986 Diagnosa Kesulitan Belajar. Erlangga, Jakarta
Djumhur  I dan . Surya , M. 1925. Bimbingan dan penyuluhan di Sekolah, CV. Ilmu.
 Bandung
Winkel,  W.S . 1978.  Bimbingan    dan   Penyuluhan   disekolah    menengah.      PT.
            Gramedia. Jakarta
Saam, Z. 1980 Diagnosa kesulitan belajar. Diktat FKIP UNRI Pekanbaru
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Gudang Ilmu - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template | More Trick | IVY Themes
Proudly powered by Blogger